Sliver hasil proses Carding diproses ke tahap berikutnya dan tahapan
yang dilalui setelah Carding tergantung serat yang diolah dan jenis benang yang
ingin diperoleh. Untuk serat kapas ada dua jenis benang yang dihasilkan yaitu
benang Carded dan benang Combed. Benang Carded disebut sebagai benang garu dan
benang Combed disebut sebagai benang sisir.
Untuk
memproduksi benang Carded, Sliver dari mesin Carding langsung diproses ke mesin
Drawing sedangkan untuk menghasilkan benang yang halus, mengkilat dan berkualitas
bagus maka kapas diolah pada proses tambahan yaitu proses Combing atau di mesin
comber. Proses Combing adalah proses penyisiran serat agar menjadi lurus,
sejajar dan teratur. Benang yang dihasilkan dengan melalui tahapan proses Combing
disebut benang combed (benang sisir).
Berdasarkan
jenis material yang dipakai mesin Combing digunakan untuk mengolah serat kapas
karena panjang serat kapas yang bervariasi sedangkan untuk mengolah serat
sintetis mesin Combing tidak digunakan karena panjang serat – serat sintetis
lebih rata dan tidak memiliki kotoran.
Kelebihan
benang combed dari benang carded adalah dari segi kerataan, kekuatan dan
kebersihan benang dan kain yang dibuat
dari benang combed memiliki karakateristik lebih halus, lebih mengkilat dan
pegangan kain lebih lembut.
Tujuan dari
prosese Combing adalah sebagai berikut
a. Memisahkan
serat – serat pendek pada serat kapas.
Walaupun di mesin Carding serat
pendek sudah dilakukan pemisahan serat pendek oleh flat namun masih didalam
slivernya masih terkandung serat – serat pendek. Untuk memisahkan serat pendek
lebih sempurna lagi maka dilakukan di mesin Combing. Serat pendek yang
dipisahkan pada proses Combing ini disebut sebagai comber noil.
b. Membersihkan
serat dari kotoran
Pada mesin Combing penyisiran
dilakukan pada serat kapas sehingga kotoran – kotoran dan debu yang masih
menempel pada serat kapas akan terlepas.
c. Mengurangi
nep yang ada pada sliver
Nep merupakan kumpulan serat
kusut yang tidak dapat diuraikan lagi. Nep ini akan menombulkan bintik – bintik
pada kain. Nep dapat dikurangi dengan proses penyisiran dimesin Combing.
d. Membuat
serat lurus sepanjang serat
Ketika
terjadi penguraian serat oleh card clothing pada mesin Carding terbentuklah
tekukan – tekukan pada serat. Dengan proses penyisiran oleh mesin Combing
tekukan – tekukan sehingga lurus.
HI LAP
(Pembentuk Lap)
Bahan baku untuk proses Combing adalah gulungan lap sedangkan hasil Carding
berupa sliver yaitu untaian serat. Agar bisa diproses di mesin Combing, Sliver Carding
diproses pada mesin Hi Lap yaitu mesin pembuat lap.
Agar dua tahapan pada proses Hi Lap ini yaitu Sliver Lap dan Ribon Lap
a. Sliver
Lap
Mesin Sliver
terdiri dari beberapa bagian utama yaitu
-
Creel untuk Sliver (Sliver Creel).
Can – can
sliver Carding disusun dibagian belakang mesin Sliver Lap. Sliver dipasang di masing
– masing creel dimana jumlah sliver yang dipasang tergantung pada nomor benang
yang dihasilkan nantinya dan draft yang. Pengalaman saya waktu bekerja disalah
satu pabrik pemintalan dipasang 9 rangkap sliver untuk digulung pada spool. Pada
mesin ini ada dua delivery kanan dan kiri sehingga jumlah can yang disusun
dibelakang mesin atau adalah 18 can
sliver Carding. Pada mesin ini dipasang stop motion berupa light barrier yang
berfungsi menghentikan mesin jika ada sliver yang putus selama proses
berlangsung. Tujuan pemasangan light barrier adalah untuk menjaga agar
rangkapan sliver selalu konsisten. Jika ada sliver Carding putus sedangkan mesin
tidak berhenti maka hal ini menyebabkan lap yang dihasilkan tidak rata dan
kualitas lap turun.
-
Meja penyuapan (Feed Table)
Untaian –
untaian sliver dari creel disusun berdampingan dimeja penyuapan.
-
Zona Peregangan (Drafting Zone).
Setelah
perangkapan sliver untuk mendapatkan nomor lap yang sesuai maka dilakukan
peregangan di area drafting zone. Total draft yang dikenakan pada material
diatur dengan pengaturan pulley dengan alat pengontrol penyesuian berat.
-
Bagian pembuatan dan penggulungan lap
Agar lapisan
lap satu dengan lapisan selanjutnya mudah dipisahkan maka lapisan lap harus
dibuat sedikit padat dengan menggilasnya pada rol penggilas. Lap yang
dihasilkan digulung pada spool dengan diameter yang telah diatur.
b. Ribbon
Lap
Agar serat
lebih homogen dan rata maka beberapa lap hasil mesin Sliver Lap dirangkap
menjadi satu gulungan lap. Draft yang diberikan kepada serat adalah sebanyak
jumlah rangkapan Sliver Lap nya. Hasil mesin Ribbon Lap adalah lap yang akan
digunakan pada mesin Combing. 6 gulungan Lap hasil dari Sliver Lap disusun
berurutan pada mesin Ribbon Lap. Masing- masing lapisan lap dibuka dan
diberikan draft sebesar 5 - 6 kali. Setelah masing – masing lap mendapatkan
regangan maka lap dirangkap menjadi satu dan lap hasil rangkapan ini ditarik
oleh rol panarik dan diteruskan ke rol penggilas untuk memadatkan lap dan
kemudian digulung pada spool.
Hal penting dalam mesin Hi Lap adalah kepadatan dan
berat dari lap yang dihasilkan. Kepadatan lap berpengaruh pada produkstifitas
dan kualitas dari lap. Berat Lap berpengaruh pada produktifitas dari mesin Hi
Lap.
COMBING
Gulungan -
gulungan lap yang dihasilkan oleh mesin Hi Lap selanjutnya diolah ke
mesin Combing.
Tahapan – tahapan proses Combing adalah sebagai berikut :
1. Peyuapan
2. Penjepitan
3. Penyisiran
4. Pelepasan
atau pemisahan
Parameter yang mempengaruhi
proses Combing adalah sebagai berikut
1. Bahan
baku
Bahan baku yang
akan diolah pada mesin comber seperti jenis serat, kehalusan serat, panjang
serat dan tingkat keseragaman panjang serat, kelenturan serat, kandungan
kotoran serta kelembaban serat.
Dari sudut
pandang segi ekonomis dan kualitas maka tingkat kesejajaran serat yang diolah memiliki
dampak besar pada hasil Combing.
Semakin
banyak serat yang tidak lurus akan mengakibatkan tinggi tingkat penyisiran yang
tentunya meningkatkan noil dan kemungkinan ada serat yang panjang ikut terbawa
bersama comber noil.
Ketika serat
yang tidak lurus didalam serat tidak secara tersisir maka tujuan proses Combing
tidak tercapai. Sehingga perlu dicari titik optimum antara bahan baku dengan tingkat
penyisiran sehingga serat panjang tidak ikut terbuang namun tingkat kesejajaran
dan kebersihan serat paling optimal tercapai.
2. Persiapan
bahan baku
Persiapan
bahan baku yang akan diolah seperti kerataan lap, ketebalan lap, tekukan serat
dan kesejajaran serat.
Bahan yang
diolah pada proses Combing adalah lap yang dihasilkan oleh mesin Hi Lap yang
digulung di dalam spool. Diameter gulungan lap dari mesin Hi Lap diharapkan
semaksimal mungkin agar tidak terjadi pengantian spool yang terlalu sering pada
proses Combing karena pergantian spool yang terlalu sering akan menurunkan
produktifitas dan kualitas hasil proses Combing.
Lap yang
terlalu tebal akan akan mengakibatkan tidak penyisiran serat tidak optimal
karena sisir tidak masuk maksimal kedalam serat sedangkan yang terlalu tipis
akan menurunkan produktifitas mesin.
Kerataan
tebal lap juga mempengaruhi tingkat penyisiran. Semakin rata tebal diseluruh
lap semakin tinggi tingkat penyisiran. Jika lap sebelum kiri lebih tipis dari
sebelah kanannya atau sebaliknya akan berakibat tekanan penjepit lap (nipper)
tidak rata sehingga bagian tipis dari lap tidak akan terpegangan yang lepas
dari jepitan nipper dan kemudian tersisir dan tersisihkan menjadi noil. Hal ini
tentunya akan menaikan limbah dan menurunkan jumlah serat panjang.
3. Kondisi
dari comber
Kondisi
comber atau mesin Combing, seperti kecepatan, kondisi sisir, keakuratan
settingan mesin, dan settingan draft
Setting mesin
sangat berpengaruh pada efektifitas penyisiran serat, jumlah noil dan
produktifitas mesin. Setting mesin comber haruslah akurat.
Jumlah jarum/gigi pada sisir dan
kehalusan jarum sisir menentukan seberapa efektifnya sisir masuk ke dalam serat.
Jumlah gigi/jarum yang sedikit digunakan untuk produksi tinggi dan untuk
mengurangi jumlah limbah. Semakin banyak jarum pada sisir semakin banyak
noilnya.
4. Kondisi
ruangan seperti kelembaban ruangan dan suhu ruangan
Suhu yang
terlalu lembab menyebabkan lapisan lap akan lengket satu sama lainnya sehingga
akan lap sulit untuk dilepas dari gulungannya dan penyisiran sulit dilakukan.
Jika ruangan
terlalu kering akan menyebabkan serat kering, lepas dan beterbangan beterbangan
dan menempel pada semua ruangan dan berakibat menurunkan kondisi ruang dan
bahan – bahan lainnya yang ada pada ruagan tersebut.
Mesin comber merupakan mesin dengan mekanisme yang kompleks. Ada bagian
yang signifikan pada mesin Combing ini yaitu bagian penyisirannya yang terdiri
dari setengah rol yang dilapisi oleh jarum atau permukaan yang tajam yang akan
menyisir lap yang disuapkan sehingga serat - serat pendek dapat dipisahkan dari
serat panjang.
Setiap
pembuat mesin Combing atau Comber tentu memiliki bagian – bagian dan tipe yang
berbeda – beda. Namun prinsipnya sama yaitu untuk melakukan penyisiran serat
kapas.
Yang
dipertimbangkan dalam proses Combing adalah
1. Nip/menit
2. Noil
3. Total
Draft
4. Compressed
Air
Gulungan lap
(a) diletakan pada pada sepasang rol (b) yang berputar untuk melepaskan lapisan
lap dari gulungannya secara perlahan dan ditarik oleh rol penyuap (c). Dalam
perjalanannya menuju nipper atau
penjepit lap melewati shaft eksentrik yang berfungsi sebagai pengalih. Shaft
eksentrik ini berfungsi untuk menjaga tegangan pada lap tetap konstan selama
pergerakan nipper ke depan dan kebelakang. Pergerakan lap/web ke depan menuju
nipper dilakukan oleh feed roll dan dibawa dengan langkah yang sangat sempit
sekitar 5mm. Ketika penyuapan telah selesai dilakukan, nipper akan menutup
dengan membiarkan per menekan plat nipper (e) ke bawah ke bantalan plat (d).
Pada saat nipper berayun kembali yang disebabkan oleh ayunan shaft nipper dan
web/lap yang dijepit dihantarkan ke depan ke bagian penyisiran (f) dan proses
penyisiranpun terjadi. Nipper kemudian berayun ke depan kembali untuk
melepaskan jepitan serat pada pinggirnya dengan pergerakan detaching roller (g)
yang mana diletakan pada bagian stationary. Karena bagian pinggir serat
terjepit bagian dalam nipper maka proses penyisiran tidak dapat dilakukan pada
bagian ini, maka bagian belakang dari serat harus disisir oleh alat yang lain.
Jarum – jarum pada top comb berfungsi untuk menyelesaikan proses penyisiran
bagian belakang serat ini.
Web yang terbentuk dari pemisahan lap yang sudah
disisir kemudian melalui lead off roller dihantarkan ke terompet membentuk
sliver menuju diplat penampung kemudian beberapa rangkapan sliver memasuki are
drafting and kemudian memasuki terompet lagi di coiler dan di masukan ke tempat
penampung berupa can.
Pada
tahapan ini sebelum masuk pada mesin Combing, material masuk ke mesin Hi Lap
dulu. Namun adalah langkah lain yang dilakukan oleh pemintal benang yaitu sliver
carding masuk ke mesin Pre-Drawing diteruskan ke mesin Lap Former dan kemudian
diproses ke mesin Combing.