Cari di Blog Ini

Kain Songket


Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing – masing dari makanan, adat istiadat, juga pakaian yang digunakan oleh penduduknya. Untuk pria dan wanitanyapun berbeda model pakaiannya serta aksesoris yang menyertai pakaian tersebut. Pakaian yang merupakan ciri khas dari masing – masing daerah biasanya disebut dengan pakaian adat.

Setiap pakaian adat memiliki nama masing  - masing seperti ulee balang dari Aceh, ulos dari Batak, kain tapis dari Lampung, kebaya dan nama – nama lainnya. Pakaian adat atau kain tersebut memiliki keunikan tersediri. Zaman sekarang pakaian adat lebih sering dipakai dalam acara pernikahan, peringatan acara seperti hari Kartini, hari Kemerdekaan atau peringatan lainnya.

Salah satu jenis kain yang dihasilkan oleh daerah di daerah – daerah Sumatera adalah kain songket. Daerah yang biasanya menghasilkan kain songket yang saya ketahui adalah Sumatera Barat dan Sumatera Selatan. Kain songket dari Minangkabau atau Sumatera Barat banyak dibuat di daerah Pandai Sikek. Umumnya kain songket yang dihasilkan berwarna merah dan memiliki desain anyamana yang rumit.

Kain ini dibuat dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang merupakan alat tenun tradisional. Bahan baku dari kain songket adalah benang katun, sutra serta benang emas dan perak. Benang emas dan benang perak menghasilkan kilau pada kain songket. Bahan baku berupa benang emas menyebabkan harga kainpun membuat harga kain songket mahal dan menjadikannya mewah yang hanya dipakai pada saat – saat tertentu saja. Bagi kaum wanita kain songket dipakai sebagai bawahan dari baju kurung. Selain untuk sarung bawah dari baju kurung, kain songket juga dibuat untuk selendang dan destar atau ikat kepala untuk kaum pria

Desain dari kain songket biasanya diambil dari alam seperti tanaman atau tumbuhan seperti tanaman bambu, tanaman paku atau benda lain. Penenun kain songket biasanya kaum wanita namun tidak memungkiri jika kaum priapun dapat menenun kain songket.

Teknik pembuatan kain songket diturunkan turun - temurun sudah ratusan tahun dari generasi ke generasi. Benang memanjang kain disebut benang lusi terdiri dari benang sutra atau benang katun yang menjadi dasar kain sedangkan benang melintang kain disebut benang pakan yang akan membentuk motif pada kain terbuat dari benang emas atau benang perak. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menghasilkan satu helai kain songket tergantung kepada ukuran kain, motif anyaman dan kehalusan kain yang dibuat.

Kain songket Pandai Sikek dibagi menjadi beberapa jenis, benang satu, benang dua, dan benang empat.  Warna dari kain songket sekarang ini lebih bervariasi ada yang berwarna merah, kuning, biru, hijau, dan lain – lain. Harga dari motif benang satu tentunya lebih mahal dari otif benang dua. Karena benang satu pembuatannya akan lebih lama.  Benang empat biasanya lebih murah. Benang satu lebih halus dan benang lebih tebal dan lebih kaku.

Namun harga adalah relatif dan tergantung juga pada faktor lain yaitu kerumitan desain dan jenis benang yang digunakan. Jenis benang sutra lebih mahal dari benang katun dan banyaknya benang emas pada kain tentu akan lebih mahal. Harga satu helai kain songket bisa jutaan bahkan belasan atau puluhan juta. 

Kain songket hasil dari proses pertenunan juga bisa dikombinasikan dengan sulaman yang tentunya menambahkan keindahan pada kain tersebut. 

Kain songket merupakan warisan budaya bangsa dan kita harus melestarikannya dan mewariskannya kembali ke generasi selanjutnya agar tidak punah oleh perkembangan zaman yang semakin pesat dan menghendaki semuanya selesai dalam waktu yang singkat.



Daftar Pustaka
Wikipedia